Minggu, 03 Januari 2010

perbedaan pemacu konflik

PERBEDAAN PEMACU KONFLIK

Oleh : Reza Amarta Prayoga

Kehidupan yang sangat penuh dengan polemik yang cukup pelik terjadi, kenapa kehidupan ini penuh dengan perasaan iri, dengki, dan buruk sangka, dalam kehidupan ini kita harus lebih bisa menghadapi, inilah yang namanya fakta social, banyak terjadi kesenjangan antara individu dan masyarakat sekitar. Dalam kehidupan yang seharusnya kita berdampingan serta menyikirkan semua perbedaan yang bisa menyebabkan semua bentuk konflik.

Masyarakat yang maju adalah semua diantara individu-individunya sangat mengerti arti dari rasa solidaritas dan toleransi, demi tercapainyan kesatuan dalam bingkai NKRI dengan landasan pemersatu “Bhinneka Tunggal Ika” serta ideology yang mengikat semua lapisan masyarakat dan golongan yaitu Pancasila. Keseluruhan dari segala aspek kehidupan diatur dalam UUD 1945. Bingkai NKRI bangsa yang sangat berideology ini.

Segala bentuk perbedaan dalam keanekaragaman hendaknya dijadikan sebagai salah satu landasan untuk bersatu. Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan budaya, tapi itu semua hanya dijadikan sebagai bentuk untuk menunjukkan suku atau golongan yang sering disebut juga sebagai Chauvinisme, Membanggakan suku atau golongan atau menanggap bahwa suku atau golongannya lah yang paling baik dari segala hal, itu bisa menjadi akar permasalahan yang dapat menimbulkan konflik antar suku atau golongan.

Tapi di mata dunia bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah dan sopan santun serta bermartabat dan menjunjung tinggi norma yang berlaku. Sebaiknya dengan keanekaragaman bangsa ini kita harus lebih bisa saling memahami arti dari perbedaan itu. Dengan menghilangkan perbedaan dalam keanekaragaman itu adalah dengan menunjukkan kerendahan hati dan sikap toleransi serta menghargai antara perbedaan. Pemacu konflik yang sangat Extrem adalah kurangnya sikap kerendahan hati dan arroganitas yang timbul, dengan menyikirkan pemacu konflik itu maka akan terciptanya suatu keteraturan, keamanan serta kenyamanan dengan hidup saling berdampingan.

Kehidupan yang bermasyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam proses sosialisasi, dalam kemasyarakatan adanya suatu tata krama dan sopan-santun. Hal yang demikian mencerminkan kehidupan yang masyarakat madani. Kemajuan masyarakat itu ditinjau dengan adanya proses sosialisasi, kemajuan itu akan berantai kepada segala aspek dalam kehidupan sehingga masyarakat itu akan mengalami proses menuju kemadanian. Bila proses yang demikian tidak terjalankan maka akan terjadi desersi dalam proses Sosialisasi, dengan menekankan kehidupan yang cenderung dalam sistem solidaritas organik.

Seperti reformasi tahun 1998 setelah tergulingnya era pemerintahan orde baru ciptaan Alm. Soeharto membuat berbagai konflik serta gerakan seperatis di berbagai daerah, kebebasan membuat hampir semua masyarakat memaknai arti reformasi dan menodai Demokrasi yang tidak terbatas atas kekuasaan yang otoriter dan tirani, semua masyarakat bebas untuk menyatakan aspirasinya dan bebas dalam menjalankan kewajiban serta menerima haknya.

Sebagai bangsa yang berbudaya dan bermartabat serta mengenal adanya Norma dalam kehidupan yang dipayungi oleh Hukum yang mempunyai kekuatan yang sah atas keseluruhan aspek kehidupan. Krisis social yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat dapat menimbulkan desersi dalam Solidaritas Sosial, Hidup bermasyarakat khususnya dalam karakteristik kehidupan dan kebudayaan bangsa Indonesia memiliki bentuk masyarakat tipe solidaritas mekanik dan soidaritas organic (gemeinschaft dan gesselschaft).

Kalangan pengamat mengatakan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat perlu adanya rasa kesolidaritasan antara sesama dan harus mempunyai sikap yang saling menghargai dalam kerangkan rasa persatuan dan kesatuan. sebenarnya rasa nasionalisme merupakan modal awal untuk menghilangkan dari konflik itu sendiri, konflik itu sendiri terjadi karena adanya perbedaan serta pertentangan. Konflik mempunyai 2 jenis, yaitu konflik horizontal dan vertical, konflik horizontal berupa pertentangan antara agama, suku, dan etnis, sedangkan konflik vertical berupa pertentangan antara kelas social atau antara si kaya dan si miskin, adanya kesenjangan sosial yang terjadi antara kelas atau lapisan dalam masyarakat. Dan menurut sifatnya konflik di bagi menjadi konflik laten (konflik yang tertutup dan tak tampak) dan konflik manifest (konflik terang-terangan atau terbuka)

Konflik yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat wajar untuk terjadi, itu merupakan sesuatu yang sudah harfiah terjadi di dalam Kehidupan bermasyarakat. Sebenarnya konflik yang terjadi itu dikarenakan adanya over komunikasi, maksud dari over komunikasi adalah sesuatu yang sangat berlebihan atau di luar dari batas. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah sesuatu individu yang saling berinteraksi dengan individu lainnya dalam kehidupan social, karena over dalam komunikasi itu dapat mengakibatkan pembicaraan yang dilakukan individu dapat membuat suatu pertentangan contoh yang lebih konkretnya adalah Gosip, gossip merupakan sesuatu pembicaraan mengenai individu lain yang tingkat kebenarannya belum tentu pasti atau kenyataannya masih dalam pengambangan dan biasanya gossip itu hampir membicarakan keburukan dari orang lain. Hal yang demikian itu dapat membuat pertentangan atau konflik, konflik yang demikian sering terjadi maka setidaknya hindari dari over komunikasi itu.

Berbagai issue telah merebah ke seluruh penjuru negeri ini, pidato Presiden yang menyatakan akan menaikkan Harga BBM yang dikarenakan harga minyak mentah dunia yang melambung tinggi sehingga kemampuan pemerintah untuk mensubsidi BBM tidak dapat lagi. Ini dapat menimbulkan masalah social yang berkepanjangan serta dapat memicu suatu konflik karena ketidakpercayaan rakyat lagi terhadap pemerintahan. Ironi sekali memang bangsa dengan Sumber Kekayaan Alam yang melimpah seperti Minyak Bumi yang hampir ada di seluruh alam Indonesia. Tak dapat disangka lagi akan terjadi kembali krisis social seperti pada tahun 1998, kerusuhan terjadi dimana-mana serta kegagalan bangsa ini dalam memakmurkan rakyatnya sehingga dapat menimbulkan suatu disintegrasi bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar