Minggu, 03 Januari 2010

PENTINGNYA ETNISITAS

PENTINGNYA ETNISITAS
Oleh : Reza Amarta Prayoga

Kemajemukan bangsa Indonesia merupakan suatu keanekaregaman budaya, etnis atau suku, bahasa, agama, warna kulit dan adat istiadat yang terintegrasi ke dalam persatuan yang bernaung di bawah bendera merah putih dalam bingkai kesatuan NKRI (negara kesatuan republic Indonesia). Negara yang kaya akan sumber alam dan kemajemukan bangsa, tidak mudah mempersatukan hal yang berbeda, kemajemukan yang mungkin akan berpotensi konflik dan disintegrasi karena perbedaan yang fundamental dari setiap suku yang ada di Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa yang majemuk dan mampu untuk mengatakan bahwa berbeda-beda tetapi tetap satu.
Etnisitas merupakan indentitas dari suatu suku bangsa, dimana sesuatu yang membedakan antara satu suku dengan suku yang lainnya yang ditandai dengan atribut-atribut dari kebudayaan, atribut-atribut itu seperti bahasa, agama, makanan khas, senjata khas suku, pakaian adat, aksessoris-aksessoris, rumah adat dsb.
Atribut itu merupakan identitas simbolik untuk membedakan setiap suku bangsa, identitas juga merupakan tanda pengenal atau gambaran dari suatu individu atau kelompok. Identitas simbolik merupakan hal yang penting dari suku bangsa, sebagai contoh : jika seorang individu yang berada di rantau, untuk membuat individu itu berbeda dengan individu-individu yang berada di rantau, ia memaknai dirinya bahwa ia berbeda, dengan latar belakang dari daerah dan suku yang berbeda adalah dengan menggunakan bahasa daerah ketika bertemu dengan individu atau teman dari satu daerah atau suku yang sama, atau dengan membentuk persatuan kelompok seperti ikatan minangkabau, atau juga dengan menggunakan atribut dari daerah asal dengan memakai pakaian khas ketika suatu acara resmi seperti batik bagi orang jawa. Hal-hal dari contoh tersebut merupakan suatu pembeda dengan suku atau kelompok lain.
Pentingnya identitas yang demikian juga merupakan bentuk interaksi antara suku yang sama di daerah rantau dan juga merupakan bentuk bahwa mereka menjunjung nilai-nilai budaya dari daerahnya. Hal pembeda dengan suku lainnya, identitas di bangun dari consensus dari suatu suku yang disebut dengan budaya, budaya merupakan suatu hal yang dipelajari secara social dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, budaya juga merupakan nilai-nilai dari suatu suku bangsa sebagai system social untuk mengatur prilaku dan sikap masyarakat suatu suku bangsa. Etnisitas menjadi penting karena menyangkut dari nilai-nilai luhur yang harus dijaga dan di lestarikan agar identitas itu tidak hilang, dan juga sebagai tanda untuk membedakan suatu suku dengan suku lainnya.
Etnisitas juga menjadi hal yang dapat menimbulkan potensi konflik karena adanya perbedaan antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lainnya, itu disebabkan oleh adanya rasa bahwa dari setiap suku bangsa merasa sukunya yang paling tinggi kasta atau kelasnya atau paling baik dari suku lainnya, hal demikian disebut sebagai chauvinisme. Konflik yang disebabkan oleh etnisitas banyak terjadi di Indonesia, karena Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dan pluralisme jadi potensi untuk konflik itu besar karena perbedaan yang fundamental tadi.
Polemic yang demikian terjadi di daerah Kalimantan, dimana adanya transmigran dari Madura yang datang dan menetap, selama menetap ternyata etnis Madura sangat mendominasi berbagai bidang kehidupan di Kalimantan, sehingga suku asli yaitu Dayak semakin teraliennasi dari berbagai bidang dan termarginalkan, itu karena stigma yang berkembang di tengah masyarakat asli Dayak yang tidak dapat menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri, sehingga untuk mengangkat suku Dayak tadi, terjadi lah konflik berdarah yang menyebabkan banyak dari suku Madura di bantai oleh suku Dayak.
Tidaknya hanya di Madura, di Sumatera Barat tepatnya padang, dimana etnis tionghoa atau cina atau kaum minoritas di kotomi ruang geraknya sehingga masyarakat cina di padang tinggal di satu wilayah yang bernama kampung cina di pondok, disana hampir mayoritas masyarakat etnis cina tinggal secara bersama-sama, mereka juga tidak bebas untuk menggunakan bahasa cina untuk berkomunikasi dan berinteraksi, jadinya etnis cina menggunakan bahasa minang dalam kehidupan sehari-hari. Matinya atribut-atribut dari kebudayaan cina di padang membuat etnis cina yang merupakan keturunan menjadi terasing dan terpinggirkan dalam budaya kaum mayoritas.
Secara budaya etnis cina melakukan kegiatan upacara adat cina secara simbolik di satu tempat perkumpulan dan tidak bebas, hal yang demikian disebabkan oleh kurang terbukanya masyarakat kota padang terhadap perbedaan etnis tadi. Secara sosiologis itu merupakan bentuk konflik secara laten dari masyarakat asli minang tadi. Dalam bidang ekonomi pun demikian etnis cina sulit untuk berkembang di kota padang, Etnis yang sama-sama mempunyai jiwa dagang sejak nenek moyang menjadi potensi pendominasian dan persaingan yang tidak sehat dari kedua etnis.
Selain itu bagaimana etnisitas mempengaruhi dari pola konsumsi, kesadaran kolektif merupakan totalitas dari kepercayaan-kepercayaan dan sentiment-sentimen bersama. Emilie Durkheim membagi 2 solidaritas didalam masyarakat yaitu solidaritas organic dan solidaritas mekanik. Solidaritas mekanik merupakan hubungan social dengan intensitas tinggi dari seluruh komunitas dan anggota masyarakatnya di dalam masyarakat yang berupa ikatan bersama dalam bentuk ikatan persaudaraan sedaerah, keturunan, golongan dll, sedangkan solidaritas organic merupakan hubungan social di dalam masyarakat yang lebih bersifat kepentingan dan individualistic dengan adanya hukum-hukum abstrak yang mengatur masyarakatnya.
Solidaritas mekanik syarat akan banyaknya unsur-unsur dari etnisitas, itu disebabkan adanya tata system tersendiri yang mengatur anggota-anggota komunitasnya, unsure dari solidaritas mekanik terlekat erat dengan etnisitas, dimana etnisitas melalui konsep solidaritas mekanik dapat mempengaruhi pola-pola konsumsi dari para anggota-anggota masyarakat atau komunitasnya. Jika didalam sebuah perkumpulan baik itu ikatan persaudaraan dari satu daerah atau paguyuban yang ada ditengah-tengah masyarakat, fenomena yang dapat ditarik konsepnya bagaimana setiap dari anggota ikatan tadi pola konsumsinya dipengaruhi oleh paguyuban atau ikatan yang merupakan perwujudan dari solidaritas mekanik dengan unsur etnisitas tadi.
Solidaritas mekanik menuntun angggotanya untuk mengkonsumsi tidak berbeda satu sama lain, adanya keseragaman dalam cara dan pola konsumsinya. Contoh setiap anggota paguyuban tadi harus memakai pakaian yang sama misal batik dan kebaya, jika adanya penyimpangan atau perbedaan maka akan terkena sanksi atau hukuman dari para komunitasnya. Dari contoh tersebut dapat diambil konsep bahwa bagaimana etnisitas yang dibangun melalui solidaritas mekanik dapat mempengaruhi pola dan cara konsumsi dari para anggota-anggota komunitasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar